”Channa”, Si Gabus Eksotis yang Kian Disukai


Duduk lama di depan akuarium dan memandangi ikan hias kini menjadi salah satu cara mengusir penat di sela aktivitas bekerja atau belajar dari rumah selama pandemi. Apalagi, jika ikan yang dilihat merupakan kerabat gabus atau yang belakangan populer disebut channa.

Istilah channa mengacu pada nama ilmiah family Channidae. Ikan ini juga dikenal sebagai emperor snakehead lantaran bentuk kepalanya menyerupai ular. Ada referensi yang menyebut bahwa channa memiliki 50-an spesies yang tersebar di seantero Asia (Channa) hingga Afrika (Parachanna).

Tidak hanya Asia, gabus juga ditemukan di Amerika. Ikan ini disebut-sebut masuk ke negeri Paman Sam dibawa oleh penghobi—karena kewalahan lantaran ukurannya besar—akhirnya melepaskan ikan itu ke sungai. Pihak berwenang kemudian memburu dan memusnahkan ikan ini karena dianggap mengganggu ekosistem setempat.

Di kalangan pencinta di Tanah Air, channa sudah tidak asing di telinga. Pedagang di pasar ikan dan toko ikan langsung paham begitu kita tanya apakah mereka punya stok ikan agresif ini. Maklum, biasanya ada pedagang yang tidak langsung meletakkan ikan ini diakuarium displai karena alasan keterbatasan tempat.

Gabus merupakan salah satu ikan predator yang biasa memangsa ikan jenis lain yang lebih kecil. Karena bersifat teritorial, channa juga menyerang sesama yang masuk ke wilayahnya. Karena itu, gabus biasanya dipelihara sendirian (single tank), mirip saudara jauhnya, arwana.

Selain anakan, hanya gabus dewasa yang sudah berjodoh yang dapat dipelihara dalam satu tempat. Itu pun cukup sulit memadukan keduanya karena ikan jantan dan betina tidak selalu cocok menjadi pasangan. Keluarga gabus biasanya memasangkan diri sejak mereka masih dalam bentuk koloni (masih muda).

”Saya suka channa karena tidak terlalu sulit memelihara. Gabus tahan banting. Ia bisa hidup di air minim oksigen. Ikan ini tidak butuh peralatan, seperti aerator hingga pemanas (heater) layaknya ikan lain. Jadi listriknya lebih irit dan pakannya gampang,” ujar Aldi Tio Fanny (19), salah satu penghobi di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu (11/7/2020).

Tio setahun terakhir beralih memelihara channa. Sebelumnya, dia menggeluti ikan predator lain, seperti peacock bass dan arwana.

Meski baru setahun, Tio telah merasakan sensasi memelihara beberapa jenis gabus, seperti yellow sentarum, red sampit, Chana asiatica (strip merah bintik putih/RSWS) dan strip merah (RS), Channa andrao, Channa pulchra, dan Channa aurantimaculata.

Seperti diketahui yellow sentarum (warna perpaduan kuning dan hitam) dan red sampit (warna tubuh oranye kemerehan) adalah gabus asal Kalimantan. Masyarakat setempat pun punya sebutan khusus untuk ikan ini, misalnya haruan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan atau behau oleh suku Dayak di Kalimantan Tengah

Adapun asiatica, pulchra, dan aurantimaculata berasal dari mancanegara. Channa asiatica ditemukan di China, Taiwan, dan Jepang selatan; andrao dan aurantimaculata dari India; sedangkan pulchra atau biasa dikenal blue pulchra dari Myanmar.

Mahasiswa semester tiga salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Malang ini tidak hanya memelihara gabus sebagai ikan hias, tetapi juga ladang usaha. Bersama anak-anak muda kampung yang punya hobi serupa di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwarum Kota Malang, Tio berkongsi menjualnya secara online melalui media sosial.

Jenis dan harga
Harga channa tidaklah murah. Anakan yellow sentarum dibanderol Rp 30.000-Rp 45.000 per ekor ukuran 5-6 sentimeter (cm) dan Rp 150.000 per ekor untuk red sampit. Sementara toman (Channa micropeltes) sedikit lebih murah, di pasar ikan biasa ditawarkan Rp 30.000 sudah dapat ukuran di atas 10 cm.

Sebaliknya, harga gabus impor lebih tinggi. Pulchra ukuran 5-6 cm dijual Rp 50.000 per ekor. Sementara asiatica RSWS ukuran sama harganya Rp 150.000-Rp 200.000 per ekor. Bahkan, di toko daring ada yang menawarkan Rp 850.000 untuk seekor aurantimaculata ukuran 10-15 dan Rp 1,2 juta untuk ukuran 18-20 cm.

Semakin besar ukurannya, tentu saja harga ikan kian tinggi. Apalagi jika penampilan ikan bagus dan punya mental berani, harganya bisa sampai puluhan juta. Ukuran gabus dewasa bervariasi, mulai jenis kecil yang hanya belasan cm hingga 1 meter.

”Channa barca (dari India) punya saya laku Rp 25 juta. Padahal ukurannya baru 16 cm. Yang beli seorang kolektor di Malang, he-he-he…,” ujar Arslan (25), salah satu penghobi dari komunitas Predator Fish Keeper Malang, yang enggan menyebutkan nilai saat dia beli ikan yang laku mahal itu.

Menurut Arslan, tidak ada standar soal harga channa. Kalau kolektor suka, berapa pun tinggi harga yang ditawarkan, akan mereka beli. Begitu pula jika mereka sudah suka jenis tertentu, saat diberi pilihan ikan lain yang lebih bagus, akan ditolak karena sudah telanjur cinta pada ikan yang dia inginkan.

Arslan menuturkan, sebenarnya channa mulai ramai sejak tahun 10 tahun lalu. Bahkan, pada tahun 2008 Channa pulchra sudah mulai masuk ke Indonesia. Setelah itu, perlahan-lahan nama channa mulai dikenal oleh masyarakat luas dan menggeser dominasi ikan lain, semacam louhan.

”Sekarang yang ramai jenis aurantimaculata dan bleheri (Channa bleheri dari India). Jenis ini diminati karena warnanya menarik. Harganya mulai Rp 400.000 sampai Rp 2 juta per ekor untuk ukuran 12-18 cm yang warna tubuhnya bagus,” tuturnya.

Selain ukuran, tingkat harga ikan juga didasarkan pada warna dan bentuk sirip. Semakin lebar sirip dan warnanya kian menyolok, harga ikan makin mahal. Selain cara makan hewan hidup (seperti ikan kecil, katak, dan jangkrik) yang lahap, kibasan sirip punggung (dorsal) dan ekor channa juga menarik dilihat saat tubuhnya meliuk-liuk.

Permintaan terhadap gabus juga terus bergulir. Tidak butuh waktu lama bagi seorang pedagang di pasar ikan memiliki stok channa. Begitu pula jika mereka mengunggah di media sosial, langsung ditanggapi calon pembeli yang menanyakan harga dan alamat. Tentu saja, kalau di media sosial, sang pembeli hanya akan mengungkapkan harga melalui pesan pribadi.

”Channa mulai ramai tiga-empat tahun lalu. Kalau lakunya berapa, tidak pasti. Namun, dalam satu bulan 20-25 ekor bisa terjual,” ucap Rian Ananda Saputra (21), salah satu pedagang di Pasar Ikan Splendid. Rian tidak hanya menjual gabus, tetapi juga jenis ikan lain.

Menurut Rian, stok gabus yang tersedia tidak pasti dan cenderung musiman, terkadang yellow sentarum melimpah, tetapi kadang jenis lain, seperti pulchra juga banyak. Ikan, khususnya anakan, yang dijual Rian didapat dari beberapa tempat, termasuk penghobi yang berhasil mengembangbiakkan.

Nyaman di Malang
Berbeda dengan Arapaima gigas--yang pernah ramai dan membuat pihak terkait melakukan perburuan setelah ikan itu masuk ke sungai Brantas di Jawa Timur, akibat dilepasliarkan oleh penghobi karena mereka kewalahan memelihara lantaran ukurannya yang superbesar--channa disebut lebih aman untuk dipelihara para pehobi ikan hias.

Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang Dr Ir Dewa Gede Raka Wiadnya MSc, mengatakan, channa tidak menginvasi perairan sungai di Indonesia meskipun mereka berasal dari daerah berbeda, termasuk dari negara lain di kawasan Indochina.

Hal ini terjadi karena Indonesia dan negara-gegara Indochina merupakan habitat Channa. Dulu, daratan Indonesia menyatu dengan negara-negara di Asia. Sehingga ikan yang ada berasal dari tempat yang sama pula. Meski, saat ini—karena isolasi daerah lebih dari 100 ribu tahun—membuat mereka kemudian memiliki sedikit perbedaan bentuk.

“Channa sebenarnya ikan khas sungai dan di Indonesia memang ada. Bagi penghobi, ketika kita melepas ke sungai tidak ada masalah tetapi jangan ke danau-danau di atas (seperti Ranu Kumbolo, di lereng Semeru), bisa merubah populasi di sana,” katanya.

Menurut Gede kasus ini berbeda dengan Amerika utara yang kemasukan Channa dari Thailand. Channa menginvasi Amerika utara karena habitat ikan itu bukan asli Amerika utara.

Saat ini cukup banyak pembudidaya channa di Malang. Dibandingkan daerah lain, menurut penghobi, kondisi air di Malang bagus dan mirip dengan air di Thailand sehingga mudah untuk budidaya ikan hias.

Memang, sejauh ini ada jenis-jenis tertentu yang belum bisa diternak sendiri. Untuk ikan lain, seperti Aurantimaculata, masih harus didatangkan dari negeri asal. ”Sedangkan impor sekarang juga susah karena ada pembatasan barang masuk ke Indonesia dan wajib karantina,” kata Arslan.

Begitulah, meskipun saat ini semua orang harus menjaga jarak akibat pandemi Covid-19, keterikatan channa dengan pemiliknya justru kian tak terjarak. Ikan yang oleh sebagian orang dianggap cantik dan eksotis ini pun makin disukai.

Sumber : https://bebas.kompas.id






Asal teman teman, tahu di Indonesia sendiri kurang lebih ada beberapa ekor jenis CHANNA/snakehead fish,
kalo gak salah nih ya
-Channa limbata (kotes/Bogo/bunguk/kocolan)
-Channa striata (gabus konsumsi)
-Channa pleurothalma (kerandang bunga)
-Channa marulioides
-Channa micropeltes (Toman)
-Channa Bankanensis
-Channa Lucius (kihung/kiung)
-Channa Melasoma (Black snakehead)
-Channa Cyanospilos

Ini masih Indonesia lho?. Sedangkan ikan Channa sendiri tersebar di seluruh belahan dunia.Dengan varian lokality dan tentunya dengan keindahan yang berbeda beda..

Nih ada beberapa jenis Channa tapi banyak yang belum lihat langsung bentuknya gimana
-Channa Bleheri
-Channa Asiatica(Red stripe,White spot,red spot,RSxWS)
-Channa Gachua
-Channa Limbata
-Channa Pulchra(Blue,Red dot,Red stripe)
-Channa Andrao
-Channa Lucius
-Channa Stewartii
-Channa Marulioides(Red dan Yellow)
-Channa Marulius
-Channa Ornatipiniis
-Channa Ref Fin
-Channa Orcha( orna x pulchra)
-Channa Pleurophthalma
-Channa Micropeltes(Toman)
-Channa Striata
-Channa Barca
-Channa Aurantimaculata
-Channa Bankanensis
-Channa Diplogramma
-Channa Argus
-Channa Maculata
-Channa Harcourtbutleri
-Channa Baramensis
-Channa Burmanica
-Channa Amphibeus
-Parachanna Obscura
-Channa Melasoma
-Parahanna Africana
-Channa Ignis
-Channa Orientalis
-Channa Melanostigma
-Channa Stiktoks
-Channa Auroflamea
-Channa Aurolineatus
-Channa Grandinosa
-Channa Pseudomarulius
-Channa Torsaensis
-Channa Pardalis
-Channa Panau
-Channa Nox
-Channa Punctata

Dan masih banyak lagi seperti var dan sp dari beberapa Channa seperti
-Channa blue Cobalt
-Channa fire n ice
-Channa blue bengaled
-Channa mimetic
-Channa fire Back
-Channa galaxy moembeam
Dan lain-lain,, pokoknya kalo di tulis gak selesai selesai soalnya setiap sungai namanya beda beda

0 Response to "”Channa”, Si Gabus Eksotis yang Kian Disukai"

Loading...